Beranda / Tak Berkategori / Upin Dan Ipin – Pelajaran Dari Kampung Durian Runtuh

Upin Dan Ipin – Pelajaran Dari Kampung Durian Runtuh

Upin Dan Ipin

Pagi itu, Kampung Durian Runtuh terasa lebih ramai dari biasanya. Matahari baru saja terbit, ayam berkokok bersahutan, dan suara anak-anak mulai memenuhi udara. Di sebuah rumah kayu sederhana, dua anak kembar botak yang bernama upin dan ipin sedang bersiap-siap keluar rumah.

“Upin… cepatlah! Nanti kita lambat ke sekolah,” kata Ipin sambil mengikat tali sepatunya.

“Iya, iya… sabar, Pin. Opah bilang hari ini ada kejutan di sekolah,” jawab Upin penuh rasa ingin tahu.

Selanjutnya Mereka pun berangkat bersama, melewati rumah Tok Dalang, kebun kecil milik Mail, dan warung Uncle Muthu yang sudah mulai membuka pintu.

Kejutan Cikgu Ke Upin Dan Ipin Di Sekolah Tadika Mesra

Sesampainya di sekolah, Cikgu Melati sudah berdiri di depan kelas dengan senyum lebar.

“Anak-anak, hari ini kita akan mengadakan Projek Kampung Impian,” kata Cikgu Melati.

“Apa itu, cikgu?” tanya Ehsan dengan suara lantang seperti biasa.

“Kamu semua akan bekerje dalam kumpulan untuk membuat rancangan bagaimane menjadikan Kampung Durian Runtuh lebih baik—lebih bersih, lebih hijau, dan lebih ramah untuk semua orang.”

Upin dan Ipin satu kelompok dengan Mei Mei, Jarjit, dan Susanti. Mereka pun mulai berdiskusi dengan penuh semangat.

“Apa kata kita buat taman permainan?” usul Ipin.

“Saya pikir kebun bunga juga bagus,” kata Mei Mei.

Jarjit menambahkan sambil berpantun,

“Pergi ke taman membeli melati,
Kampung bersih, semua pun happy!”

Semua tertawa, termasuk Upin yang langsung mencatat ide-ide mereka.

Masalah Mulai Muncul

Namun, tidak semua berjalan lancar. Ketika mereka mulai mengerjakan proyek di kampung, muncul perbedaan pendapat.

Ipin ingin fokus pada taman bermain, sementara Upin ingin membuat program kebersihan kampung. Mereka mulai berselisih.

“Kalau kampung kotor, taman bermain pun tak guna!” kata Upin.

“Tapi kanak-kanak mau main, Upin!” balas Ipin.

Perdebatan itu membuat suasana menjadi tegang. Mei Mei mencoba menenangkan mereka, tetapi Upin dan Ipin malah pulang dengan wajah cemberut.

Nasihat Dari Opah Kepada Upin Dan Ipin

Sesampainya di rumah, Opah langsung menyadari ada yang tidak beres.

“Kenapa muka kamu berdua masam macam asam jawa?” tanya Opah lembut.

Upin dan Ipin pun menceritakan semuanya. Opah tersenyum lalu berkata,
“Upin, Ipin… dalam hidup ini, bekerjasama itu lebih penting daripada menang sendiri. Kalau kamu berdua bersatu, hasilnya pasti lebih baik.”

Kata-kata Opah membuat mereka terdiam. Malam itu, Upin dan Ipin saling berpandangan.

“Maaf ya, Pin,” kata Upin.

“Ipin pun minta maaf, Upin,” jawab Ipin sambil tersenyum.

Kerja Sama Membawa Hasil

Keesokan harinya, mereka kembali berkumpul dengan teman-teman. Kali ini, Upin dan Ipin menggabungkan ide: membuat taman bermain yang bersih dan hijau, lengkap dengan tempat sampah dan jadwal gotong royong.

Tok Dalang membantu membuat ayunan dari kayu, Uncle Muthu menyumbang cat warna-warni, dan Mail membantu menjual hasil kebun untuk membeli bibit tanaman.

Hari presentasi pun tiba. Cikgu Melati dan seluruh warga kampung kagum melihat hasil kerja mereka.

“Kamu semua hebat kerana bekerja sama,” kata Cikgu Melati bangga.

Upin dan Ipin saling tersenyum. Mereka sadar, perselisihan kecil justru memberi pelajaran besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *